Ketua DPRD Minta Pelaku Penembakan Warga Diusut
Foto bersama ketua DPRD, bupati, wakil bupati, sekda dan TNI-Polri usai penyerahan DPA Tahun Anggaran 2021, Rabu (10/3)
MIMIKA, BM
Hingga kini belum diketahui siapa pelaku penembakan terhadap Andreas yang kini dirawat di RSUD Mimika akibat kejadian di Depo Jober Pertamina Pomako pada Minggu (7/3) malam.
Ketua DPRD Mimika, Robby Omaleng meminta agar pelaku penembakan segera ditemukan walau kondisi korban di RSUD kini semakin membaik.
Robby juga menyayangkan kejadian itu karena berawal dari minuman keras. Ia meminta agar proses hukum terkait persoalan ini juga harus ditegakan.
"Masalah ini terjadi akibat daripada miras. Jika ada unsur kesengajaan dalam kasus penembakan ini maka harus ada proses hukum, termasuk yang mengedarkan miras," tegasnya.
Menurutnya, tidak semua masalah harus berakhir dengan kekerasan. Siapapun yang melakukan kekerasan terhadap orang lain, baik itu masyarakat maupun anggota TNI Polri maka harus dijerat dengan hukum yang berlaku.
"Tidak boleh saling lempar dan membuat masalah semakin rumit tentang siapa yang menembak, namun sama-sama bagimana mencari solusi dengan melakukan pendekatan secara kekeluargaan untuk menyelesaikan persoalan. Setiap institusi punya aturan ini," terangnya.
Robby juga meminta masyarakat agar tidak terprovokasi dengan berbagai keadaan yang ada apalagi sampai menciptakan instabilitas. Masyarakat juga diminta untuk tidak main hakim sendiri jika ada chaos diantara masyarakat.
"Masalah itu selalu ada namun masalah bisa dihadapi dengan pendekatan keluarga. Jangan ada apa-apa sedikit langsung jadi ribut besar. Jika ada masalah hukum maka siapapun yang melakukan itu harus diproses sesuai hukum. Saya berharap agar kita semua bisa menjaga Mimika untuk selalu damai," tandasnya.
Polres Mimika Telah Memeriksa Saksi Kejadian
Satuan Reserse dan Kriminal Polres Mimika, telah memeriksa sejumlah saksi terkait kejadian rusuh malam itu.
Waka Polres Mimika Komisaris Polisi Sarraju mengatakan polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap 6 orang pelaku penganiayaan Soter Moperteyau.
"Tim reserse sudah memeriksa enam orang terkait kejadian yang pertama. Selain itu ada juga beberapa orang yang diperiksa untuk kita galih kepastian kejadian itu agar lebih jelas supaya tidak menjadi isu yang semakin liar sekan-akan itu menjadi suatu kebenaran," ungkapnya.
Dikatakan kondisi di Pomako terutama di Kampung Asmat sudah kembali normal. Walau demikian pihaknya masih terus melakukan monitoring situasi.
Sejumlah anggota kepolisian dari Polsek Mimika Timur, Polsek Kawasan Pelabuhan Pomako serta Satuan Polisi Perairan dan Udara tengah ditempatkan di wilayah ini sehingga situasi dapat kembali kondusif seperti biasanya.
"Situasi sudah normal, aktifitas kendaraan dari Pomako ke Timika dan sebaliknya juga sudah normal. Sejauh ini kami terus membangun komunikasi dengan warga di sana supaya kita sama-sama menjaga situasi tetap kondusif," ujarnya.
Sementara itu terkait dengan persoalan hukum, Sarraju menegaskan siapapun yang terlibat dalam pelanggaran hukum maka akan diproses baik perorangan maupun kelompok.
"Jika ada perbuatan yang kategorinya melanggar hukum maka tugas kami sebagai kepolisian akan menindaklanjuti secara hukum. Kalau nanti ada hal-hal yang terkait dengan penanganan hukum yang memiliki ketentuan hukum tersendiri maka akan dikembalikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan," ungkapnya.
Sementara itu Direktur RSUD Mimika, dr Anton Pasulu mengatakan bahwa kondisi Andreas perlahan mulai membaik.
"Kami terus lakukan penanganan dan tindakan medis sehingga kondisi korban sudah stabil namun masih dalam perawatan," ujar dr Anton. (Ronald)