Ustad Burhan : Momen Lebaran Kali Ini Sangat Menyentuh Hati Anak Perantau

Ribuan jamaah muslim di Timika saat mengikuti Shalat Ied dihalaman Gedung Eme Neme Yauware

MIMIKA, BM

Merayakan hari raya besar agama bersama orangtua dan keluarga sudah pasti menjadi keinginan semua orang.

Namun berbeda dengan para perantau, rasa ingin pulang selalu ada namun di sisi lain sejumlah kendala selalu jadi penghalang seperti kerjaan dan mahalnya trasportasi.

Seperti diungkapkan oleh Ustad Burhan Kamil selaku Imam Shalat Idul Fitri 1443 H 2022 di halaman Gedung Eme Neme Yauware, Senin (2/5).

"Di hari raya Idul Fitri kali ini bagi kita anak perantau kesannya sangat luar biasa, sampai meneteskan air mata," ungkapnya saat ditemui seusai ibadah Shalat Ied.

Menurutnya, yang sangat menyentuh hati dalam diri perantau sangat terasa pada saat dikumandangkan malam takbir.

"Ini yang sangat menyentuh hati karena pingin sekali ketemu orangtua dan keluarga, tapi apalah daya kita tidak bisa. Insya Allah kedepannya bisa bersua kembali sama orangtua dan keluarga di kampung," ungkap Ustad Burhan.

Pantauan wartawan BeritaMimika, walaupun kondisi cuaca sedikit mendung namun ribuan jemaah muslim baik yang ada dalam di halaman Gedung Eme Neme Yauware maupun di luar halaman gedung sangat khusyuk mengikuti jalannya pelaksanaan Shalat Ied.

Dalam khutbah Idhul Fitri 1443 H yang bertemakan Mengasah Nurani Agar Senantiasa Berbakti yang dibawakan oleh Ustad Umar Habib Rosyadi selaku khatib, menyebutkan bahwa romadhon telah berakhir dan telah membawa semua umat menuju kemenangan 1 syahwal.

"Ketika gema takbir berkumandang Allahu Akbar Allahu Akbar... Allahu Akbar.... Laaa ilaha ilallahu Allahu Akbar... Allahu Akbar Walklahilham, ingatan kita melayang mengenang wajah orang-orang yang kita cintai, ingatan wajah orangtua kita dan saudara-saudara kita,"ungkap Ustad Umar.

Di momen penting ini, kata Ustad Umar, yang selalu terbayang adalah kerinduan pada kampung halaman dan keluarga.

Yang terbayang hanya wajah kedua orangtua, bagaimana mereka bersusah payah mengandung selama 9 bulan dan berjuang antara hidup dan mati serta membesarkan anak-anaknya.

"Kita tidak bisa bertemu dengan mereka, hanyalah doa yang bisa kita kirim. Tidak bisa dipungkiri ketika tabir Idul Fitri tiba air mata menetes dan dalam hati mengatakan bapak ibu kami sayang, kami cinta kepadamu,"katanya.

Di penghujung khutbah, Ustad Umar mengajak jamaah untuk fokus berdoa agar diberikan kekuatan oleh Allah SWT.

Seusai menjalani Shalat Ied, terlihat raut wajah kegembiraan para jamaah merayakan hari kemenangan sembari saling maaf-memaafkan antara satu sama lain. (Ignas)

Top