Lagi, Bangkai Babi Dibuang Seenaknya di Jalan Solter Elmas

Bangkai babi yang dibuang sembarangan oleh orang tidak dikenal di pertigaan Jalan Soter Elmas - Budi Utomo ujung

MIMIKA, BM

Sejumlah masyarakat yang melewati jalan tembusan Solter Elmas - Budi Utomo Ujung, Rabu (17/5/20224) pagi, dibuat kaget dengan adanya satu ekor bangkai hewan babi yang dibuang seenaknya oleh orang tidak dikenal di pertigaan jalan tersebut.

Selain keberadaannya yang sangat mencolok karena berada di pertigaan jalan, bau busuk menyengat yang tercemar dari bangkai babi sangat menarik perhatian semua yang melewati jalan tersebut.

Warga yang melintasi jalan ini merasan heran dan mengecam tindakan biadap tersebut karena sangat mengganggu aktiftas dan tentunya berdampak pada kesehatan.

Salah satu warga yang berdomisili di area tersebut kepada BeritaMimika mengatakan bahwa ini merupakan kali kedua bangkai babi dibuang di tempat tersebut.

"Iya ini kali kedua karena sebelumnya itu mereka buang kepala babi. Bisa jadi pelakunya orang yang sama. Kami kaget kenapa sampai ada lagi yang buang babi di tempat ini," ungkapnya.

"Ini sangat mengganggu dan bau sekali sehingga kami berharap ada perhatian dari pemerintah atau mungkin pihak kebersihan untuk segera mengangkat karena ini sangat berhubungan dengan kesehatan semua orang terutama kami yang ada di tempat ini," harapnya.

Terkait masalah ini, BeritaMimika kemudian menghubungi Kepala Disnak & Keswan drh Sabelina Fitriani. Ia mengatakan ini sudah tidak menjadi tanggungjawab dinasnya saja namun telah menjadi tanggungjawab semua pihak.

Hanya saja Sabelina menyayangkan mengapa masih ada masyarakat yang kemungkinan besar adalah peternak babi, membuang bangkai babi seenaknya saja.

"Tempat penguburan di Iwaka itu sudah ditutup sehingga kita berharap masyarakat terutama peternak menguburkannya secara mandiri. Tidak boleh seperti itu, kami sudah himbau itu berulang termasuk di group-group WA," ujarnya.

Ia mengatakan kasus virus African Swine Fever (ASF) di Mimika selama empat bulan ini telah membuat 6.250-an ekor babi mati terjangkit virus tersebut.

"Kasusnya sudah menurun karena memang secara populasi juga sudah banyak berkurang, lebih dari 50 persen sudah berkurang sehingga kita harapkan masyarakat bisa mandiri untuk menguburkan bangkai babi. Jangan dibuat begitu saja di jalan," ungkapnya.

Sabelina menuturkan bawah virus tersebut masih ada dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin ASF. Selama belum ada vaksin maka virus tersebut akan selalu ada.

"Untuk ternak yang tersisa kita berharap masyarakat tetap menjaga beo securitynya. Kami dinas menyediakan vitamin, desinfektan, serum dan vaksim hokolera. Vaksin ini membantu babi bisa bertahan dan bisa terhindar. Vaksin ASF sampai sekarang belum ada," ungkapnya.

Ia meminta peternak selain menjaga bio security juga harus mejaga daya tahan tubuh ternak babi yang dipelihara.

"Kalau di buang seperti ini ya pasti akan menular lagi ke yang lain. Ini yang seharusnya jadi kesadaran bersama bagi para peternak karena pemerintah tidak bisa lakukan penguburan terus-menerus, biayanya sangat banyak sehingga dimohon pemahamannya," ujarnya.

Untuk memastikan lagi apakah daging hewan babi di Timika masih aman dikonsumsi? dr Sabelina mengatakan tidak berdampak ke manusia.

"Aman bagi manusia hanya saja manusia bisa menjadi sumber penularan. Untuk komsumsi gak masalah dan sudah pasti kita harus memilih babi yang sehat. Makan tidak masalah tapi sisanya itu yang masalah kalau diberikan kepada ternak atau dibuang ke tempat sampah makan akan mudah menular ke babi yang lain," jelasnya. (Ronald R)

Top