Budaya

Sambut Hari Kemenangan, Umat Islam di Timika Takbiran Keliling

Nampak para peserta mobil hias saat mengikuti pawal malam takbiran.

MIMIKA, BM

Lantunan takbir berkumandang membawa suasana syukur dan kebahagiaan umat Islam yang telah menuntaskan ibadah puasa sebulan penuh.

Bagi umat Muslim, malam takbiran bukan sekedar perayaan melainkan bentuk pengagungan kepada Allah dan menjadi simbol kemenangan spiritual.

Malam takbiran juga dirayakan dengan tradisi yang khas dengan menggelar pawai kendaraan hias bertema Islami kian menambah semarak kemenangan malam ini.

Seperti di Kabupaten Mimika puluhan mobil hias dan ratusan kendaraan roda dua meriahkan malam takbiran menyambut hari raya  Idul Fitri 1446 Hijriah, 31 Maret 2025.

Pawai mobil hias dilepas oleh Bupati Mimika, Johannes Rettob dan Wakil Bupati, Emanuel Kemong didamping Ketua PHBI, La Itam  Gradenggo, Kapolres Mimika, AKBP Billyandra Holdiario Budiman dan ketua FKUB Mimika, Jeffrey Hutagalung di halaman Graha Emeneme Yauware, Minggu malam (30/3/2025).

"Selamat kepada seluruh umat Muslim di Timika yang malam ini merayakan kemenangan setelah menjalani puasa," ucap Bupati Mimika Johannes Rettob saat memberikan sambutan sebelum melepas pawai.

“Dengan bulan penuh kemenangan, mari kita hilangkan semua perasaan yang tidak baik, tetapi kita bersama-sama membangun Mimika yang lebih baik," sambung Bupati Mimika.

Pawai takbiran yang mendapat pengawalan ketat dari pihak keamanan itu dimulai dengan rute dari halaman Eme Neme Yauware menuju Diana Mall, kemudian ke jalan Cenderawasih kemudian menuju bundaran Petrosea.

Selanjutnya menuju jalan WR Soepratman dan jalan Hasanudin. Setelah itu, pawai mobil hias menuju jalan Yos Sudarso dan jalan Belibis kemudian berakhir di graha Eme Neme Yauware. (Ignasius Istanto)

Ribuan Umat Muslim di Mimika Padati Halaman Graha Eme Neme Yauware Untuk Shalat Id 1446 H

Umat Muslim di Timika nampak hikmat melaksanakan Shalat Id 1446 H


MIMIKA, BM

Sejak pagi hari ribuan umat Muslim di Mimika telah berdatangan ke halaman Graha Eme Neme Yauware untuk mengikuti Shalat Id 1446 Hijriah, Senin (31/3/2025).

Suasana penuh khidmat dan kebersamaan mewarnai pelaksanaan ibadah yang menjadi momen kemenangan bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan.

Pantauan beritamimika.com, umat Muslim mulai berbondong-bondong ke lokasi Shalat Id sejak pukul 06.00 WIT. Ada yang berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan motor dan mobil.

Hadir pada pelaksanaan Shalat Id 1446 H, Bupati Mimika Johanes Rettob dan Wakil Bupati Mimika Emanuel Kemong.

Imam dan khatib yang bertugas memimpin Shalat Id dan memberikan ceramah di Graha Eme Neme Yauware adalah Ustadz Mahardika Haris dan Habib Helmi Bin Khalid Alkaf.

KetuaPanitia Hari Besar Islam (PHBI) Mimika, La Itam Gredenggo mengatakan berdasarkan Surat Keputusan PHBI Mimika Nomor 021/PHBI-MMK/IV/2025 tentang Penetapan Tempat, Imam, dan Khotib Shalat Id 1446 H/2025 M, ditetapkan 89 lokasi pelaksanaan Shalat Id.

Dari total keseluruhan lokasi tersebut, 2 diantaranya merupakan lapangan atau ruang terbuka yaitu halaman Graha Eme Neme Yauware dan halaman sekolah Muhammadiyah di Koperapoka.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan masyarakat yang telah ikut melaksanakan dan mengamankan takbir yang digelar pada minggu 30 Maret 2025 malam. Kami seluruh pengurus PHBI Mimika mengucapkan Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin," ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Mimika Johanes Rettob mengatakan, lantunan takbir pertama sejak kemarin sore menandakan Ramadhan segera berakhir dan 1 Syawal pun datang sebagai hari kemenangan bulan mulia yang telah dilalui dan diraih melalui aktivitas puasa dan berbagai ibadah yang telah dilewati bersama.

"Segala puji bagi Allah yang telah memberikan anugerah nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pagi hari ini kita dapat hadir mengikuti Salat Idul Fitri 1446 Hijriyah. Sholawat dan salam senantiasa hanya kepada-Mu, Tuhan Yang Maha Esa. Semoga kita semua selaku umat-Nya mampu menjadi penerus yang istiqomah dalam menjalankan amanah hingga akhir zaman," kata Bupati John.

Bupati mengajak semua umat untuk saling memaafkan satu dan lainnya. Jika Allah dapat memaafkan kesalahan dan dosa-dosa hamba-Nya apalagi sebagai makhluk ciptaan-Nya. Dengan demikian silaturahim bisa menjadi jembatan menuju kebahagiaan.

Menurutnya, salah satu hikmah Idul Fitri adalah bagaimana semua umat menguatkan pondasi beragama sekalipun tidak berjabat tangan tetapi hatinya saling memaafkan dengan tulus dan ikhlas.

Kefitrian ini dijadikan sebagai momen berharga dalam mempererat persaudaraan dalam mewujudkan pondasi kesatuan dan persatuan yang dilandasi oleh nilai kebangsaan dan keimanan.

"Mari kita rekatkan kembali tali persaudaraan, kita tundukkan hati untuk saling membuka pintu maaf, saling melepaskan keangkuhan dan dendam agar kita menjadi begitu damai untuk saling berdampingan," pungkasnya.

Untuk diketahui, pelaksanaan Shalat Id di Graha Eme Neme berjalan lancar dan tertib. Para jamaah pun kembali ke rumah masing-masing dengan penuh kebahagiaan merayakan idul Fitri bersama keluarga dan kerabat. (Shanty Sang)

Lemasko : Isu Akan Adanya Musdat Itu Tidak Benar

Foto bersama Ketua Lemasko dan pengurus lainnya seusai jumpa pers.

MIMIKA, BM

Pengurus Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (LEMASKO) dibawah pimpinan Gregorius Okoare dengan tegas menyampaikan bahwa isu atau informasi yang beredar dikalangan masyarakat akan adanya musyawarah adat (Musdat) itu tidak benar.

Seperti yang disampaikan Ketua LEMASKO, Gregorius Okoare bahwa beberapa minggu yang lalu waktu kedatangan MRP itu hanya untuk sosialisasi tentang Undang-undang Ormas, bukan datang mau mengajak untuk Musdat.

"Waktu itu hanya sosialisasi, dan kami kaget kenapa tiba-tiba suruh Musdat, itukan tidak masuk diakal karena kita punya dasar hukum dan tidak pernah ada perubahan," tegasnya saat jumpa pers, Kamis (27/03/2025).

“Musdat itu bisa dilakukan tapi itu ada mekanismenya yaitu kita ikuti batas waktu di tahun 2027, itu masa baktinya saya dengan pengurus lainnya akan berakhir secara otomatis," sambung Gery panggilan akrab sehari-harinya.

Oleh karena itu, dirinya berpesan kepada masyarakat khususnya masyarakat suku Kamoro jangan terprovokasi dengan isu yang sangat menyesatkan.

"Saya ingatkan kepada kelompok yang mengatasnamakan LEMASKO Timika Papua untuk stop sudah. Dan untuk masyarakat saya, kalau ada yang datang jangan terpengaruh karena mereka ini bukan masyarakat yang pilih dan bukan melalui hasil musyawarah," pesan Gery.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Ketua I Lemasko, Marianus Maknaipeku, bahwa kedatangan MRP itu hanya berupa sosialisasi, bukan mengambil suatu keputusan dan mengajak untuk Musdat.

"Musdat itu ada mekanismenya. Saya menghimbau kepada masyarakat jangan terpengaruh dengan sekelompok orang yang mengatasnamakan panitia persiapan Musdat atau yang sudah dibentuk tim formatur musyawarah," ujarnya.

Marianus kembali mengingatkan bahwa LEMASKOy dibawah pimpinan Gregorius Okoare saat ini tidak boleh diganggu gugat dalam bentuk apapun.

"Karena kami berdiri atas akte notaris yang sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham)," ucapnya.

Dikesempatan yang sama juga disampaikan oleh Sekretaris Komisi, Yohanes Mamiri, LEMASKO Gitu satu saja yaitu dibawa kepemimpinan Gregorius Okoare sampai tahun 2027, tidak ada Lemasko lainnya.

"Saya sampaikan kepada yang menamakan tim formatur silahkan saja jalankan sesuai informasi apa yang sudah didengar dari ketua MRP, tetapi dalam konteks ini Lemasko berpegang pada anggaran dasar lembaga adat dari Kementerian Hukum dan HAM dibawah kepemimpinan pak Gery itu sampai tahun 2027," katanya.

Menurutnya, lembaga yang pimpinan Gregorius Okoare saat ini adalah lembaga yang memang ditunjuk sesuai proses adat mekanisme dan dihadiri setiap perwakilan kepala kampung.

Sementara itu, ditambahkan Ketua Aliansi Pemuda Kamoro (APK), Rafael Taorakeyau mengatakan tentu akan tetap mendukung LEmasko yang telah dibentuk sejak awal oleh orang tua dan leluhur yang berasal dari kerapatan adat yang dibentuk di Fak-Fak.

"Itu yang kami pertahankan sampai hari ini, dan kami tidak akan berpihak kepada siapapun yang membawa lembaga adat ini untuk kepentingan tertentu, karena lembaga ini adalah lembaga yang melindungi masyarakat adat secara menyeluruh," katanya. (Ignasius Istanto)

Top