Budaya

Kapolres Mimika Lepas 5 Anggota Yang Memasuki Purna Bakti

Upacara tradisi pedang pora di Mako Polres Mimika mile 32 untuk melepas 5 anggota Polres Mimika yang memasuki masa purna bakti.

MIMIKA, BM

Kepolisian Resor Mimika menggelar upacara Tradisi Pedang Pora Wisudawan Purna Bhakti di halaman Mako Polres Mimika mile 32, Senin (31/12/2024).

Tradisi upacara wisuda purna bakti terhadap 5 anggota Polres Mimika ini merupakan pelepasan anggota Polri yang sudah purna tugas atau pensiun. Hal ini merupakan bentuk penghormatan dan apresiasi terhadap Dharma Bakti selama bertugas di Instansi Polri.

Kapolres Mimika, AKBP I Komang Budiartha dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran para purnawirawan untuk mengikuti kegiatan ini.

"Saya merasa senang bisa melihat rekan-rekan yang memasuki masa pensiun dalam keadaan sehat walafiat. Apresiasi dari Polri yang melepas dengan hormat kepada anggota Polri yang memasuki masa purna tugas dengan melaksanakan acara wisuda purnabakti," ucap I Komang.

Disampaikan Kapolres bahwa semua yang berdinas akan mengalami yang namanya masa purna tugas atau pensiun.

"Saya sangat bangga kepada personil yang telah memasuki masa purna tugas, karena telah memberikan loyalitas dan pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara khususnya institusi Polri," ujar AKBP I Komang.

Kegiatan wisuda purnabakti yang dilakukan ini kata Kapolres adalah merupakan wujud penghargaan yang tulus dan ungkapan rasa hormat yang setinggi-tingginya dari institusi atau kesatuan, dan rasa kecintaan bagi anggota yang memasuki masa pensiun atas pengabdian selama dinas sampai mengakhiri masa purna tugas di Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Selain itu juga dimaksudkan sebagai pengikat tali persaudaraan dan ikatan batin para purnawirawan beserta keluarga terhadap anggota yang masih aktif sebagai generasi penerusnya.

"Acara seperti ini akan dilaksanakan secara rutin setiap tahun kepada para anggota yang telah memasuki purna tugas," kata AKBP I Komang.

Dikatakan, masa pensiun adalah babak baru bagi abdi negara untuk kembali ke lingkungan masyarakat.

"Untuk itu saya harap kiranya dalam menghadapi masa purna tugas ini untuk selalu berfikir positif, gunakan keterampilan yang dimiliki selama bertugas untuk memberikan manfaat kepada orang lain, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya diri. Serta kembali ke masyarakat dengan tetap menjaga nama baik institusi Polri dan dapat menjadi panutan keluarga maupun masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya,"ujar Kapolres.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Mimika juga berpesan kepada wisudawan purnabakti agar tetap berkarya, tetap semangat dan semoga selalu sehat.

"Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu merestui dan memberikan kekuatan kepada kita sekalian dalam melanjutkan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara," ucap AKBP I Komang.

Untuk diketahui bahwa tahun 2024 anggota Polri Polres Mimika yang pensiun sebanyak 3 orang, terdiri dari 2 orang pamen, 1 orang pama dan 2 pamen yang pensiun di tahun 2023 yang diikutkan pada wisuda purnabakti tahun 2024.

Adapun nama-nama anggota Polres Mimika yang ikut wisuda purnabakti, diantaranya Kabag Ren Kompol Hasmuliadi, Kasubbag Renprograr Bag Ren Kompol I Wayan Nurida, Kasubbag Strajemen Dan RB Bag Ren Kompol Ketut A. Sutawa, Kasubbag Dalprograr Bag Ren AKP  Muhammad Said dan PS Paur Min Ipda Joni Muldi Sulih Anto. (Ignasius Istanto)

Peringati Natal 2024, Polres Mimika Gelar Ibadah Perayaan Natal Oikumene

Kapolres Mimika, AKBP I Komang Budiartha saat memberikan sambutan.

MIMIKA, BM

Dalam rangka perayaan hari kelahiran Yesus Kristus yang dirayakan sebagai peristiwa Natal, Polres Mimika menggelar ibadah Perayaan Natal Oikumene Tahun 2024 di Hotel 66 Cendrawasih pada Senin (30/12/2024).

Perayaan Ibadah Natal yang dipimpin oleh Pastor Gabriel Ngga, OFM ini berjalan penuh khidmat dan sukacita dengan dihadiri oleh keluarga besar Polres Mimika, tokoh agama, tokoh masyarakat serta tamu undangan.

Kapolres Mimika, AKBP I Komang Budiartha dalam sambutannya menyampaikan bahwa Natal adalah hari raya umat kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat kristiani pada tanggal 25 Desember.

"Oleh karena itu semoga kita semua dapat merasakan kasih damai Natal pada malam ini," ujar Kapolres.

Disampaikan Kapolres Mimika, sesuai dengan tema Natal "Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem” dan dengan sub tema “Dalam Semangat Kesederhanaan, Polres Mimika Siap Menjadi Duta Pelayanaan Demi Terciptanya Keamanaan dan Kesejahteraan Msyarakat.”

"Kiranya kita dapat bersatu hati dan bersama-sama saling menopang satu dengan yang lainnya agar kebersamaan yang kita bentuk dapat menjadi kekuatan bagi kita semua. Kebersamaan yang ada kiranya akan terus ada bahkan ketika acara Natal ini telah usai," ujar AKBP I Komang.

“Kebersamaan yang dibangun kiranya dilandasi atas kasih Kristus, sehingga kebersamaan yang tercipta itu tidak mudah hilang dan rusak,"sambung AKBP I Komang.

Kata Kapolres Mimika, dalam perayaan Natal tahun ini telah dilakukan kegiatan jalan Santa Claus, dimana tujuan utama dari kegiatan yang dilakukan tentu untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama manusia serta berbagi kasih dengan saudara-saudara di sekeliling kita yang memerlukan bantuan.

"Saya selaku pelindung panitia Natal pada tahun ini mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah meluangkan waktunya serta tenaganya untuk menyelenggarakan acara Natal pada hari ini (Senin-red)," kata AKBP I Komang.

"Saya juga berterima kasih kepada seluruh undangan yang hadir pada malam hari ini yang dengan penuh suka cita mengikuti perayaan Natal. Namun, terlepas dari itu semua saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai kita semua dan memberikan kelancaran pada hari ini," tutup AKBP I Komang. (Ignasius Istanto)

Misa Malam Natal Katedral Tiga Raja Timika, Umat Diajak Untuk Memiliki Hati Yang Sunyi dan Sederhana

Perayaan Malam Natal 2024 di Gereja Katolik Tiga Raja

MIMIKA, BM

Misa Malam Natal pada Selasa (24/12/2024) di Gereja Katolik Katedral Tiga Raja, Kabupaten Mimika, Papua Tengah dilaksanakan dua kali yakni pada pukul 17.00 wit dan pukul 20.00 wit.

Misa diawali dengan Maklumat Kelahiran Yesus dan peletakan bayi Yesus di palungan sebagai lambang kesederhanaan.

Pada misa kedua dipimpin oleh Pastor Gunawan, SCJ. Ia mengatakan peletakan patung Bayi Yesus di palungan berarti Yesus mengalami kemiskinan supaya manusia menikmati kelimpahan-Nya padahal Yesus berlimpah kemurahan.

Adapun Tema Natal tahun ini yakni “Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem”. Sementara untuk Bacaan Injil diambil dari Lukas 2:1-14.

Dalam homilinya, Pastor Gunawan mengatakan bahwa kesunyian tidak sama dengan kesepian. Ini adalah keheningan yang mengandung perasaan terdalam di hati manusia seperti layaknya jatuh cinta.

“Kemiskinan bukan kemelaratan yang konyol tetapi kemiskinan yang dikehendaki oleh Allah sendiri, yang mau mengosongkan diri sebagai manusia supaya nampak untuk membawa kekayaan Allah,” tuturnya.

Menurutnya, kesederhanaan tidak sama dengan kebodohan tetapi dengan kejujuran.

“Sungguh, bayi Yesus itu tidak membawa kebohongan, tidak membawa dosa dan tidak membawa kesombongan. Tidak mau menampilkan kekayaan dari dunia ini. Itu yang dimaksudkan supaya benar-benar pribadi yang menyentuh ini adalah pribadi yang membawa cinta yang besar,” ucapnya.

Pastor Gunawan kemudian mengatakan bahwa “Bayi Keajaiban” yang membawa damai ini dampaknya abadi bukan hanya suatu sejarah 2000 tahun yang lalu kemudian selesai.

“Karena ini adalah sejarah yang mengawali sakramentalitas kehidupan dan kemudian akan menjadi sempurna pada akhir jaman,” imbuhnya.

Pastor Gunawan menyebut itu sudah dimulai pada awal masa Adven sehingga perayaan kali ini bukan hanya sekedar pulang, menikmati makanan enak, pesta apalagi tambah mabuk-mabukan

“Bukan itu. Tapi ini benar-benar hati, jiwa dan roh dihadapan Tuhan. Sang Cinta Damai ini diantar oleh malaikat Tuhan dalam kemuliaan-Nya dan begitu para pengantar lihat, yang mengantar dari surga selain satu malaikat Tuhan ada bala tentara surgawi,” katanya.

Lanjutnya, bala tentara surgawi mampu mematahkan semua kekuatan jahat yang menimbulkan kemarahan atau kehancuran untuk mengawal bayi Yesus.

“Apalagi jaman sekarang ini atau entah mungkin sejak dulu ada aportus. Jangan menganggap ini hanya dosanya orang jaman lalu tapi sekarang sebenarnya mereka para gembala yang orang-orang miskin menjagai gembala pada waktu malam itu. Mereka hanya buruh kecil yang tidak pernah diperhitunrgkan, mereka yang paling tidak berdosa yang pantas untuk menyambut Kristus,” ungkapnya.

Pastor kemudian mengatakan bahwa serigala mempunyai liang, burung mempunyai sarang tetapi Anak Mahusia tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepala-Nya sehingga sunyi dan sederhana itu adalah kekuatan yang merendahkan diri dihadapan Allah bukan sombong untuk menerima rahmat berlimpah-limpah dari Allah.

“Apakah orang sombong dengan orang sombong bisa jatuh cinta. Tidak bisa saudara saudari. Hanya orang yang rendah hati dihadapan Allah yang berkenan kepada-Nya. Yang menerima rahmat Tuhan dan Yesus inilah yang mengawali. Penjelmaan-Nya inilah, Allah dahsyat yang menjadi bayi sederhana,” tandasnya.

Pastor Gunawam berpesan bahwa dibutuhkan hati yang sunyi dan sederhana namun berharap penuh kepada Tuhan dan menjadi miskin untuk dapat berjumpa dengan Yesus Kristus.

Misa Malam Natal tersebut berjalan dengan baik dan lancar juga berkat pengamanan dari TNI dan Polri serta organisasi dan paguyuban seperti diantaranya FKUB, Relawan Mimika dan PMI.

Selain itu juga, keterlibatan dari agama lain seperti Hindu dan Budha sebagai bentuk toleransi hidup beragama di tanah Timika yang kita cintai ini. (Elfrida Sijabat

Top