Budaya

Permata, Duta TIFA 2024 Ingin Membawa Papua Ke Ajang Nasional

Fransina Martha Sarah Nussy atau Pertama saat memeragakan modeling di ajang fashion show TIFA 2024

MIMIKA, BM

Yang muda dan berbakat, begitulah ungkapan yang dapat menggambarkan sosok Fransina Martha Sarah Nussy (11) sebagai DUTA Timika Inside Festival of Art (TIFA) tahun 2024.

Remaja putri yang bertubuh mungil ini menarik perhatian para juri sehingga berhasil terpilih sebagai duta setelah menyisihkan dua puluh peserta lainnya pada kompetisi fashion show TIFA 2024.

Bakat yang dimilikinya yakni tarian seperti seka dan yospan juga modeling. Semua karena kecintaannya akan budaya Papua.

Karena kecintaannya ini ia memilih bergabung dengan TIFA pada tahun 2021. Setahun kemudian ia berhasil menjadi juara 1 untuk kategori Casual. Kemudian, pada tahun 2023 ia kembali menjadi juara 1 untuk kategori yang sama.

Selain itu, ia juga mengikuti sejumlah kompetisi menari dan model yang diselenggarakan di Timika.

Remaja putri yang akrab disapa Permata ini kepada BeritaMimika, Kamis (19/9/2024) mengaku senang bisa menjadi duta TIFA 2024.

“Perasaan saya senang bisa menjadi Duta TIFA. Saya berharap bisa membawa nama baik kaka Alfo, kaka Dina, TIFA dan Kabupaten Mimika,” katanya.

Remaja yang masih duduk di kelas 6 SD Inpres Kwamki Dua ini menuturkan mencintai budaya Papua karena banyak hal yang bisa dipelajari baik tarian, pakaian dan kulinernya.

“Yang menginspirasi saya adalah kaka-kaka di sanggar. Saya akan terus perkenalkan TIFA tidak hanya di sekolah tapi juga rumah dan keluarga,” imbuhnya.

Permata yang berdarah Waropen dan Serui ini ingin membawa Papua terutama Mimika ke ajang tingkat nasional.

“Saya ingin membanggakan orang tua, sekolah serta TIFA. Orang tua dan sekolah saya mendukung penuh,” ucapnya.

Di TIFA, Permata tidak hanya mempelajari tarian dan modeling, namun juga bahasa Inggris dan public speaking. Dengan berbekal itu, ia siap melebarkan sayapnya ke ajang tingkat nasional.

“Saya harap teman-teman seusia saya juga bisa mengikuti model dan membawa nama baik sekolah, keluarga serta yang sudah melatih di TIFA. Saya mau meningkatkan diri ke ajang tingkat nasional,” harap Permata. (Elfrida Sijabat)

Wakili Provinsi Papua, 13 Anak Mimika Akan Tampil di MTQ Nasional 2024 di Kalimantan Timur

Sekretaris LPTQ Mimika, Ustad Abdul Syakir

MIMIKA, BM

Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXX tingkat Provinsi se-Tanah Papua tahun 2024 sudah selesai dilakukan pada Juni 2024 lalu.

Sebagai juara umum, Mimika akan mengirimkan 13 orang untuk mengikuti ajang MTQ Nasional 2024 di Kalimantan Timur, Samarinda.

Ke-13 Kafilah asal Mimika ini akan mengikuti cabang Hifdzil Qur’an golongan 1 juz (putera), Hifdzil Qur’an golongan 10 juz (putera), Tilawah Qur’an golongan remaja (puteri), Tilawah Qur’an golongan anak (puteri) dan Kaligrafi (8 orang).

"Kami mohon doa restu untuk ke-13 anak-anak kita ini nanti. Mereka akan tergabung dalam tim MTQ Papua ke Kaltim nanti. 13 anak dari Mimika saat ini masih menunggu verifikasi berkas bersama dengan peserta lainnya," ujar Ustad Abdul Syakir, Sekretaris Umum LPTQ Mimika, saat ditemui BeritaMimika, Rabu (7/8/2024) di Jalan Yos Sudarso.

Ia mengatakan, terkait dengan segala kesiapan seluruh peserta MTQ nasional nanti akan menjadi tanggungjawab Provinsi Papua.

"Semua yang mengurus provinsi, semua juara yang di tingkat provinsi khususnya juara 1, 2 dan 3 dalam hal ini yang mengurus Khafilah Provinsi Papua untuk membawa ke tingkat nasional yang akan dilaksanakan tanggal 6 hingga 16 September 2024 di Samarinda," jelasnya.

Ia mengatakan, diperkirakan sekitar 80 peserta nanti yang akan mewakili Provinsi Papua pada MTQ nasional nanti.

"Yang ikut cabang lomba nanti kurang lebih 42 orang. Tetapi jika ada peserta yang sakit atau berkasnya bermasalah maka cadangan yang naik, jadi kurang lebih untuk Papua ada 80 peserta baik inti maupun cadangan," jelasnya.

Sementara itu, terkait dengan persiapan Provinsi Papua menuju MTQ nasional, Ustad Abdul Syakir mengatakan saat ini para peserta masih berlatih di daerah masing-masing.

"Nanti tanggal 25 Agustus sampai 4 September, khusus bidang tilawah dan hifdzil akan ada pembinaan Trainning Centre (CT) terpusat di Ciputat, Jakarta. Sementara yang lain untuk bidang kaligrafi maupun syarhil, fahmil quran terpusatnya nanti di Jayapura," pungkasnya.

Perlu diketahui untuk MTQ nasional tahun ini, Kabupaten Mimika masih tergabung dalam Khalifah Provinsi Papua. Hal ini karena dari sisi legalitas, Provinsi Papua Tengah belum memiliki Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ). (Ronald Renwarin)

Lembaga Adat dan Tokoh Masyarakat Tegaskan Polemik Tapal Batas Segera Diselesaikan

Foto bersama ketua Lemasko, para tokoh-tokoh seusai memberikan keterangan kepada awak media.

MIMIKA, BM

Terkait polemik tapal batas yang ada di Kapiraya sampai saat ini belum menemukan titik terang atau kejelasan, bahkan menimbulkan adanya pergolakan di Kampung Wakia.

Atas kejadian tersebut masyarakat yang ada di kampung Wakia, Wumuka dan Kapiraya terpaksa mengungsi demi keselamatan.

Menyikapi keadaan ini, lembaga adat Lemasko dan tokoh-tokoh masyarakat tak tinggal diam dan memberikan beberapa penegasan.

Ketua Lemasko, Gregorius Okoare pada Rabu (04/09/2024) kemarin mengatakan bahwa lembaga menilai kejadian yang terjadi di kampung Wakia itu ulah dari sekelompok orang yang nota benenya masuk sudah masuk ke wilayah adat suku Kamoro.

"Karena disana itukan ada madu dan gula. Mereka turun hanya mendulang karena ada emas disitu. Kemudian secara tapal batasnya itu sudah ada wilayahnya masing-masing seperti Dogiyai dan Deiyai wilayahnya mereka ada diatas," ungkapnya.

Ditegaskan Ketua Lemasko bahwa bicara soal tapal batas jika dilihat dari sejarahnya tapal batas itu sudah sejak jaman Belanda hingga pemerintahan Kabupaten Fak-fak.

"Jadi mereka atau oknum yang turun itu pada saat ada proyek atau ada perusahaan kayu yang ada disana, dan mereka juga ketemu dengan kepala suku yang masih hidup sampai saat ini, beliau merupakan saksi hidup," tegas Gery.

Dengan adanya persoalan ini dirinya berharap kepada unsur forkopimda dari tiga kabupaten, baik Kabupaten Mimika, Kabupaten Dogiyai dan Deiyai untuk duduk bersama dan segera menyelesaikan.

"Karena hal ini bukan baru pertama kali, sebab di jamannya almarhum Klemen Tinal itu juga sudah dibicarakan dan sudah jelas tapi kenapa sekarang muncul lagi," sesal Gery.

"Saya pertegaskan lagi jangan caplok wilayah. Ibu PJ Gubernur saya minta panggil kedua bupati dengan tokoh-tokoh masyarakatnya, karena kita tahu sudah ada batas wilayahnya masing-masing," sambungnya.

Jika persoalan tapal batas selesai, selaku ketua lembaga adat meminta dibuatkan tugu perbatasan agar kedepannya tidak terjadi lagi persoalan serupa.

"Saya juga minta mari kita jaga kamtibmas, karena saat ini kita sedang menuju pesta demokrasi," pintanya.

Hal senada juga disampaikan tokoh masyarakat, Marianus Maknaipeku. Menurutnya persoalan tapal batas ini harus diselesaikan dengan sebaik mungkin.

"Masalah tapal batas disana itu urusan pemerintah dan secara UU itu sudah sah. Mereka atau oknum-oknum yang datang disana dan membuat masalah itu hanya datang mau merampas potensi yang ada disana,"ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa sebagai tokoh masyarakat dan juga lembaga adat tidak akan tinggal diam melihat masalah ini.

"Kami harap pihak keamanan dan pemerintah segera selesaikan dengan baik," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut dirinya juga meminta kepada Kapolres untuk segera menangkap para pelaku yang sudah melakukan pembakaran rumah warga yang ada di kampung Wakia.

"Para pelaku itu harus di tangkap dan diadili disini karena mereka biangkeroknya," pinta Marianus.

Kepala Kampung Wakia, Frederik Warawarin juga menyampaikan, wilayah pemerintah Kabupaten Mimika sudah diterbitkan berdasarkan wilayah adat suku Kamoro.

Namun kemudian datanglah sekelompok orang dari Deiyai dan Dogiyai dan membuat aksi untuk merampas haknya orang Mimika.

"Kalau memang ada haknya orang Deiyai dan Dogiyai di wilayah orang Mimika tolong diceritakan sejarahnya, jangan membangun opini yang tidak jelas dan membuat gaduh di media sehingga timbul permasalahan yang mengancam kamtibmas baik itu di Mimika di Deiyai dan Dogiyai," ungkapnya.

Disampaikan juga apabila pihak-pihak dari Dogiyai dan Deiyai tetap ngotot tentang tapal batas maka pihaknya akan menempuh jalur hukum.

"Kita akan tempuh jalur hukum jika mereka masih ngotot,"ujarnya. (Ignasius Istanto)

Top