Hukum & Kriminal

Jika Situasi Aman, Pemda Fasilitasi Warga Kembali ke Tembagapura

Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob

MIMIKA,BM

Jika situasi dan kondisi kemananan di wilayah Distrik Tembagapura kembali normal maka Pemerintah Daerah (Pemda) Mimika akan memfasilitasi warga yang dievakuasi dari Tembagapura untuk kembali ke kampung.

"Warga yang dievakuasi ke sini adalah permintaan mereka dan untuk dikembalikan juga ke kampungnya merupakan permintaan dari warga sendiri,"tutur Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob saat diwawancarai di Hotel Horison Ultima Timika, Senin (9/3)

John mengatakan, evakuasi warga ke Timika membuat mereka meninggalkan segala yang mereka miliki di kampung masing-masing seperti kebun dan ternak yang selama ini menjadi penopang kehidupan ekonomi. Oleh sebab itu, jika keamanan sudah kembali kondusif maka warga berharap pemerintah dapat memfasilitasi mereka untuk kembali.

Dijelaskan, evakuasi warga yang dilakukan terdiri atas dua kelompok yakni kelompok warga pendulang dan kelompok warga dari perkampungan di Tembagapura diantaranya Kampung Banti 1, Banti 2, Waa, Opitawak dan Kimbeli.

Berdasarkan data yang ada, jumlah penduduk asli di wilayah Distrik Tembagapura berjumlah 620 orang. Sisanya adalah masyarakat pendulang dan mereka ini setelah tiba di Timika langsung kembali ke rumah masing-masing.

Sebenarnya, kata Wabup John, masyarakat yang dievakuasi jni rata-rata mempunyai rumah sendiri di Timika dan mempunyai sanak saudara atau keluarga. Sebagain besar rumah warga ada di sekitar 32 dan ada perumahan yang dibangun pemerintah di daerah di lapangan 23.

Katanya, di wilayah 32 dan 23 diperuntukan untuk warga Banti 1, Banti 2. Dari Opitawak banyak yang ke sp2 sementara untuk warga yang dari Kampung Kimbeli banyak yang saat ini berada di SP 9, SP 12 dan Kwamki Narama.

"Mereka yang tidak punya rumah di Timika sudah ikut keluarganya, itu mereka sendiri yang minta. Semua sudah aman tidak ada persoalan lagi bahkan di pos tempat dievakusi sudah tidak ada warga lagi tapi pos tetap standby terus," ungkapnya. (Shanty)

Selamat Jalan Sertu La Ongge

Situasi terkini di RSUD

MIMIKA, BM

Kabar duka kembali menyelimuti Satuan TNI-Polri di Kabupaten Mimika, pasalnya salah seorang prajurit terbaik dari satuan TNI meninggal dunia akibat tertembak saat melaksanakan tugasnya di Distrik Jila.

Kronologi kejadian yang diterima BeritaMimika, sekitar pukul 05.00 WIT, Senin (9/3), Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) menyerang pos Koramil Jila. Penyerangan ini mengakibatkan Sertu La Ongge tertembak di bagian telinga.

Ia kemudian dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Mimika. Namun tidak lama berselang, almarhum menembuskan nafas terakhir di RSUD.

Di kamar jenazah, selain Dandim 1710 Mimika Let. Inf Pio L Nainggolan hadir pula Danrem 174/ATW Brigjen TNI R Agus Abdurrauf. Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob juga meluangkan waktunya melayat jenazah di RSUD.

“Mewakili pemerintah daerah dan masyarakat Mimika saya sampaikan turut berdukacita. Almarhum ini saya tahu persis dulu waktu pileg beliau sangat aktif. Semoga keluarga diberikan kekuatan menghadapi duka ini,” ujarnya singkat kepada media.

Hingga saat ini, Dandim Mimika belum dapat dimintai keterangan terhadap penyerangan tersebut. Pasalnya ia bersama jajarannya sedang memberikan perhatian kepada almarhum dan keluarga korban di RSUD.

Sementara di RSUD, keluarga almarhum terus berdatangan. Bersama anggota TNI, mereka saat ini sedang mempersiapkan pemulangan jenazah ke rumah duka.

Kepada BeritaMimika, salah satu kerabat koban mengatakan almarhum memiliki 3 putera, anak sulung merupakan pelajar salah satu SMP di Timika.

“Kami sama-sama tinggal di asrama kodim,” ujarnya singkat. (Ronald)

Almarhum Sertu La Ongge Ditembak Saat Mengambil Wudhu

Almarhum Sertu La Ongge

MIMIKA, BM

Almarhum Sertu La Ongge ditembak Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di samping Pos Pamrahwan di Distrik Jila, usai mengambil wudhu untuk menunaikan shalat subuh.

Kepada wartawan, Dandim 1710 Mimika, Let Inf Pio. L Nainggolan mengatakan hal tersebut di RSUD Mimika, Senin (9/3).

“Setelah ambil wudhu sekitar jam 05.00 Wit, ia kembali ke pos namun tiba-tiba terdengar tembakan. Prajurit kami terkena tembakan rekoset (peluru yang terpantul-red) di telinga kiri bagian bawah,” ungkapnya.

Korban kemudian dibopong ke Pos Pamrahwan 754 yang juga berada di Jila sambil dilakukan siaga 1. Mereka kemudian meminta agar korban di evakuasi.

“Kami siapkan dua helikopter penerbad tapi terkendala cuaca. Kita tahu cuaca di Jila seperti apa. Pukul 09.20 helikopter diberangkatkan. Kembali ke RSUD pukul 10.50 Wit. Namun ketika tiba di RSUD, lima menit kemudian dokter sampaikan prajurit kami sudah meninggal,” ujar Dandim.

Setelah dari RSUD, jenazah kemudian diantar ke Mesjid Al Askar untuk dishalatkan. Setelah itu diantar ke rumah duka tepatnya di asrama Kodim (rumah dinas-red).

“Kami sudah koordinasi dengan keluarga dan Danramil di Bau-Bau, besok pagi jenazah akan di kirim ke sana. Mereka akan menyiapkan upacara pemakaman di kampung halaman,” jelasnya.

Dandim mengatakan, kejadian penembakan ini telah dilaporkan dan almarhum langsung menerima kenaikan pangkat menjadi Serka Anumerta. Almarhum meninggalkan seorang isteri dan tiga orang putera yang masih anak-anak.

“Almarhamun sudah bertugas hampir 22 tahun dan terakhir ia bertugas di Koramil 1710/05 Jila. Jumlah anggota kami di Jila termasuk dari 754 ada 22 orang,” katanya.

Dandim belum dapat memastikan KKSB kelompok mana yang melakukan penembakan tersebut. Namun pihaknya akan melakukan penyelidikan terhadap kejadian ini.

“Kami akan cari. Terkait masalah ini kami tidak ada penambahan pasukan secara spesifik baik yang dari 754 maupun kodim. Tentu saja akan ada pertukaran personil termasuk yang gantikan almarhum. Kami sudah infokan juga sedari awal ke pos lainnya untuk siaga 1,” ungkapnya. (Ronald)

Top